Pertumbuhan bakteri
Zat makanan yang diserap bakteri, sebagian akan digunakan untuk membangun protoplasmanya, sehingga tumbuh mencapai besar tertentu,kemudian membelah diri (berkembang biak).
Perkembangbiakan bakteri
Bakteri berkembang biak dengan jalan membelah diri, 1 menjadi 2, 2 menjadi 4 dan seterusnya. Interval waktu yang dibutuhkan bakteri untuk membelah diri, berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Misalnya:
- Escherichia coli membelah diri setiap 15-29 menit
- Salmonella typhy membelah diri setiap 23-24 menit
- Staphylococcus aureus membelah diri setiap 27-30 menit
- Mycobactorium tuberculosis membelah diri setiap 792-932 menit
- Treponema pallida membelah diri setiap 1.980 menit
Bila suatu jenis bakteri dalam keadaan yang baik dan makanan yang cukup dan membelah diri setiap 30 menit, maka dari 1 bakteri yang membelah diri mulai jam 9.00 maka pada jam 12.00 akan menjadi 64, pada jam 24.00 menjadi 17.000.000 dan pada jam 9.00 besok harinya menjadi 280.000.000.000.000. Untunglah perkembangbiakan secepat ini tidak terjadi di alam karena banyak sekali faktor luar yang mempengaruhi kehidupan bakteri.
Pengaruh lingkungan pada pertumbuhan dan perkembangan bakteri
1.Pengaruh suhu
a . Pengaruh suhu rendah
Suhu rendah sampai dibawah suhunya minimumnya, menyebabkan bakteri tidak dapat berkembang biak , pada umumnya tidak segera mematikan bakteri, bahkan ada yang tahan bertahun-tahun pada suhu minus 70®C. Bakteri yang pathogen pada manusia umumnya cepat mati pada suhu 0®C.
b . Pengaruh suhu tinggi
Suhu tinggi lebih membahayakan kehidupan bakteri dibandingkan dengan suhu rendah. Bila bakteri dipanaskan pada suhu diatas suhu maksimumnya, akan segera mati. Semua bakteri, baik yang pathogen maupun tidak, dalam bentuk vegetatifnya mati dalam waktu 30 menit pada suhu 60®C - 65®C. Kenyataan ini merupakan dasar tindakan pasteurisasi.
2.Cahaya
Sebagian besar bakteri adalah chemotrophe, karena itu pertumbuhannya tidak bergantung pada adanya cahaya matahari. Pada beberapa species, cahaya matahari dapat membunuhnya karena pengaruh sinar ultraviolet.
3.Pengeringan (kelembaban)
Semua bakteri tumbuh baik pada pada media yang basah dan udara yang lembab, dan tidak dapat tumbuh pada media dan udara yang kering. Kenyataan ini merupakan dasar pengawetan bahan makanan dengan pengeringan. Pada suasana kering ini, bakteri tidak dapat merombak bahan makanan yang ditempatinya. Di laboratorium bakteri atau virus dapat dipertahankan hidup dalam keadaan kering, bila perbenihan dibekukan secara tepat kemudian dikeringkan secara cepat pula di dalam ruangan vacum (hampa udara).
4.Keasamaan (pH)
Beberapa bakteri dpat hidup pada suasana asam,misalnya bakteri yang hidup pada gusi manusia, yaitu Streptococcus mutans. Umumnya asam mempunyai pengaruh buruk terhadap pertumbuhan bakteri. Kebanyakan bakteri lebih baik hidup dalam suasana netral atau sedikit basa tetapi pada umumnya dapat hidup pada pH 6,5 – 7,5.
5.Pengaruh O2 dari udara
Berdasarkan responnya terhadap terhadap O2 bebas ini, bakteri dapat dibagi dalam 3 golongan, yaitu:
a. Bakteri aerob (obligate aerob)
Yaitu bakteri yang hanya hidup di dalam lingkungan yang mengandung O2 bebas. Misal: Vibrio cholera, Corynebacterium diphtheriae dan Bacillus anthracis.
b. Bakteri anaerob ( obligate anaerob)
Yaitu bakteri yang hanya dapat hidup di dalam lingkungan yang tidak mengandung O2 bebas. Misalnya: clostridium tetani, Treponema pallida.
c. Fakultatif aerob
Yaitu bakteri yang hidup didalam lingkungan, baik yang mengandung O2 bebas ataupun tidak. Misal : Salmonella typhi, Neisseria meningitidis dan Streptococcus pyogenes.
6.Pengaruh tekanan osmotik
Air keluar masuk sel bakteri melalui proses osmosis, karen perbedaan tekanan osmotik antara cairan yang ada di dalam dengan yang diluar sel bakteri. Untuk kelangsungan hidupnya bakteri tidak mudah dipengaruhi oleh tekanan osmotik cairan di sekitarnya, karena mempunyai membran cytoplasma yang secara aktif mengatur keluar masuknya zat kedalam sel bakteri, termasuk air.
7.Pengaruh mikroorganisme di sekitarnya
8.Pengaruh zat kimia
Daftar pustaka
1. Cano. R.J. Colome J.S., Microbiologi, St. Paul New York, Los Angeles, San Francisco, West Publishing
2. Carter A.J. Essex., A Synopsis of Public Healt and Social Medicine, Bristol, John wright & Sons LTD, 1960.
3. Cates W. Jr., Sexually Transmitted Diseases, The National View, Cutis, 1984.
0 komentar:
Posting Komentar